UKSW Sabet Duta Wisata Salatiga 2011

30 October 2011

Hujan yang mengguyur Salatiga pada Jumat (28/10) tak menyurutkan semangat 36 pemuda pemudi Salatiga untuk mengikuti Malam Final Pemilihan Mas Mbak Duta Wisata Salatiga 2011. Mereka tampak serasi mengenakan kebaya solo dan beskap berjalan beriringan memasuki Gedung Pertemuan Daerah (GPD) Salatiga.

Para peserta terdiri dari 12 finalis putra dan 24 finalis putri. Mereka yang berusia 17-25 tahun ini berasal dari berbagai sekolah dan universitas, seperti SMAN 1, SMAN3, SMKN2, UKSW, STAIN, dan lain-lain. Tahun ini jumlah peserta mengalami peningkatan 30%.



Semua finalis telah melewati proses seleksi pada 25-28 Oktober 2011 yang lalu. Tahap-tahap yang mereka lalui adalah pembekalan materi, kunjungan wisata, psikotest, presentasi, dan tes tertulis. Malam final merupakan puncak dari keseluruhan proses seleksi. Para peserta diberikan pertanyaan oleh dewan juri seputar pariwisata di kota Salatiga.

Adapun dewan juri yang hadir adalah Eko Suseno M SE Msi, seorang konsultan dan pemerhati kepariwisataan, Kenes yang merupakan ketua Tiara Kusuma Jateng, dan Deta SPd MHum seorang dosen STIBA UKSW.

Ada enam kategori pemenang yang diambil. Juara pertama diraih oleh Samuel Michael dan Hellena Pradipta, keduanya merupakan mahasiswa UKSW. Juara kedua diraih oleh pasangan Sandy dan Vivi, juara ketiga diraih pasangan Prima dan Kalvin. Kategori Mas Mbak kepribadian dimenangkan pasangan Ryandika dan Magdalena, kategori intelegensi oleh Awang dan Isnawati, dan kategori persahabatan oleh Nurul dan Budi.

Pasangan Mas Mbak yang terpilih nantinya akan mewakili kota Salatiga dalam ajang pemilihan Duta Wisata Jateng yang akan diselenggarakan pada 29 November – 3 Desember 2011 di Semarang.
(estu gumelar)

Seni Tari Balet: Setia Mengalun di Tengah Budaya Pop




Alunan musik klasik merdu mengiringi belasan bocah-bocah yang meliuk-liukkan tubuhnya. Dipandu oleh dua orang guru, mereka terlihat serius berlatih tari balet yang berasal dari Eropa tersebut. Dengan kostum khas ballerina, anak-anak umuran SD ini terlihat lucu dan menarik.

Pemandangan ini biasa terlihat setiap sore di Maranatha Ballet, sebuah tempat kursus tari balet yang cukup terkenal di kota Semarang. Balet memang bukan suatu seni yang banyak diminati orang. Eksistensi balet di semarang pun tidak banyak diketahui masyarakat. Namun pemikiran kita akan berubah ketika menyaksikan ballerina-ballerina ini beraksi. Ada rasa yang janggal mengapa balet tidak sefenomenal break dance atau hip hop.

Balet merupakan tarian indah yang bermula dari tarian kerajaan Mesir. Orang-orang Eropa macam Inggris, Perancis, Soviet, dan Rusia kemudian membentuk sebuah rumusan baru sehingga terciptalah tari balet. Pada abad ke-18, tarian balet mulai dikenal oleh masyarakat di Eropa berkat karya besar Jean-Georges Noverre dari Perancis.
Adalah Helen Prasada (59), pemilik sekaligus pelatih senior Maranatha Ballet. Di aula yang cukup luas di Jalan Kyai Saleh ini, sehari-harinya ia didampingi tenaga pengajar lain melatih balet. Balerina-balerina ciliknya ada lebih dari 70 orang, sedangkan pengajar ada 4 orang. Semuanya terbagi dalam beberapa kelas dengan grade masing-masing. “Saya ingin mengenalkan balet ke orang yang benar-benar ingin menekuninya,” ungkap wanita yang sudah menari balet sejak kecil ini.



Murid-murid berasal dari berbagai umur, mulai dari 4 sampai 40 tahun. Kurikulum yang diterapkan di sini adalah Royal Academic of Dance (RAD) yang merupakan standar internasional. Maranatha Ballet sendiri telah terdaftar dalam RAD sehingga mampu mencetak lulusan yang berkualitas.

Wanita beranak tiga ini menjelaskan, balet merupakan seni tari yang kurang booming di masyarakat kita. Namun ia senang banyak anak-anak yang mau berlatih di sanggar yang berumur lebih dari 40 tahun itu. Bahkan ia menyediakan beasiswa bagi muridnya yang memiliki nilai bagus pada ujian akhir.

Maranatha sendiri menggelar pentas tahunan sebagai wadah orang tua murid untuk menyaksikan perkembangan anaknya selama kursus. Pertunjukkan tahun ini digelar pada bulan Agustus bertajuk “Putri Tidur”. Sebelumnya, mereka pernah juga menggelar pentas dengan mencampurkan budaya lokal dalam pentas Jaka Tarub dan Rama Shinta.

Selain pentas tahunan, karya ballerina didikan Maranatha telah hadir dalam sebuah film dengan judul “Cinta Ballerina, Hati yang Gembira adalah Obat”. Film lokal yang baru saja launching tersebut diproduksi oleh para seniman Semarang dengan melibatkan murid-murid Maranatha. “Walaupun kemampuan saya tidak besar, saya ingin memasyarakatkan balet pada orang-orang awam di sekitar kita,” kata Helena yang tidak pernah berhenti belajar balet sampai sekarang.

reporter Estu medhok melaporkan: BAKSO ISI KEJU DAN SOSIS

23 September 2011

L.A.M.A.

busettt.. hampir setaun nggak posting.. bener2 blog cuma buat kuliah hahaha..
oke berhubung lagi magang di Suara Merdeka, bisa posting agak banyak ni buat 2 bulan ke depan.. :)

tapi nyimpen utang juga buat posting kampung dayak pangpang, sama museum kretek,

hadedededehh..

anyway saya tetep janji buat nyampah di sini :)

Cari Modal Usaha, Jalan Kaki Surabaya-Jakarta

03 December 2010

Awalnya tidak ada yang peduli ketika sosok berbaju loreng ini melintas di lapangan Pancasila, Salatiga. Tetapi setelah diamati, di bajunya terdapat tulisan yang menarik mata “JALAN KAKI SURABAYA-JAKARTA”. Dia adalah Helman Kamal Husin (51 tahun). Sejak 25 November dia berangkat dari Surabaya menuju Jakarta.
Awalnya penderita tuna rungu ini berangkat bersama seorang temannya, Bambang Soegiarto (54 tahun). Tetapi ketika baru sampai di Madiun, Bambang tidak kuat dan memutuskan untuk pulang naik bis. Sebenarnya apa tujuan pria kelahiran Semarang ini sampai nekat berjalan kaki melintasi 3 propinsi? Ternyata dia ingin bertemu dengan presiden SBY untuk meminta bantuan untuk membuka usaha kecil-kecilan di Surabaya. Wow, sebuah usaha yang patut diacungi jempol.





Helman sudah 30 tahun tinggal di Surabaya bersama anak dan istrinya. Di sana, dia bekerja sebagai penjahit. dia berharap dapat bertemu dengan presiden atau setidaknya pemeritah yang mau memberinya bantuan. dalam perjalanannya menuju Jakarta, sehari-hari dia tidur di masjid. Untuk mencukupi kebutuhan makan, ternyata banyak orang yang bersimpati dan mau memberinya uang tanpa dia harus meminta belas kasihan.
Raut wajahnya yang sudah tua dan lelah tenggelam dalam semangat yang menggelora. semoga saja Helman berhasil mencapai apa yang diinginkannya. (Estu Gumelar)

PAWAI BUDAYA PROGRAM ORIENTASI MAHASISWA BARU UKSW 2010

14 November 2010

Sebenernya saya buka mahasiswa UKSW (Universitas Satya Wacana) Salatiga. Tapi berhubung ada kesempatan untuk melihat fesbud ini, akhirnya saya iseng ikutan nongkrong sambil jepret-jepret saja

Memasuki tahun penyelenggaran kedua, festival budaya diselenggarakan Hari Sabtu, 25 September 2010, pada pukul 10.00 wib. (wew udah gak aktual bgt ya^^)

Tahun ini Pawai Budaya akan mengangkat tema utama, “JAYALAH INDONESIAKU!!!”, yang berarti mengangkat kembali kejayaan Indonesia yang akan menjadi inspirasi fashion dunia.



Pawai Budaya Program Orientasi Mahasiswa Baru 2010 dipresentasikan dengan catwalk sepanjang 2,5 KM. Dengan penataan musik jalan yang selalu membawa penonton untuk menari dan berjoget bersama. Seluruh sub tema yang akan ditampilkan merupakan cerminan perbedaan yang ada di Salatiga yang memiliki kampus terbesar dan terbaik yaitu Universitas Kristen Satya Wacana yang mendapatkan julukan sebagai Indonesia Mini. Dengan mengambil sub tema :

- GARUDA INDONESIA : Sebagai lambang negara Indonesia, maka Pawai Budaya Program Orientasi Mahasiswa Baru 2010 mecoba mengimplementasikan serta mempresentasikan dalam bentuk kostum fashion carnival. Dengan mengambil warna merah, putih, coklat, dan keemasan menjadi ciri utama dalam kostum fashion karnaval nantinya.




- FIRE : Diambil dalam logo Universitas Kriten Satya Wacan yang berupa Api dengan 7 buah nyala api memberikan semangat yang membara untuk generasi muda terus berkarya. Dengan mengambil warna Merah, Emas, Orange, dan hitam menjadikan ciri utama dalam fashion karnaval nantinya.



Pawai Budaya pada tahun ini melibatkan 1500 Mahasiswa Baru yang akan menampilkan tarian massal rainbow flag, tarian massal etnis, replika fakultas di UKSW, grup-grup Drumband SD-SMP se-Kota Salatiga, replika Fakultas di UKSW, serta Produk Unggulan UKSW. Dan yang pasti akan menampilkan lebih dari 300 orang dalam Fashion Catwalk Carnival.




yang asik dari acara ini adalah saat pembukaan, ujan deresss banget. alhasil ada penampil yang tetep tampil sambil ujan-ujan, ada yang lari tunggang langgan pake kostum yang berat bgt.. sampai di lapangan kota, (tempat finish carnaval) banyak banget deh yang pingsan..







over all acara ini keren bgt ^^b



sumber: http://www.kulone.com/ID/Event/1100162-PAWAI-BUDAYA-PROGRAM-ORIENTASI-MAHASISWA-BARU-2010

MEDIA MASSA SEBAGAI MEDIA YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMERISME MASYARAKAT

Media yang dapat kita temui di mana saja seringkali menempatkan kita sebagai konsumen yang mau tidak mau harus mengkonsumsi media dalam jumlah yang besar untuk mengetahui segala perubahan atau perkembangan yang ada. Radio, koran, televisi, dan internet, masing-masing memiliki pengaruh yang berdampak pada budaya konsumen. Dampak yang ditimbulkan tidak selalu negatif, tetapi juga tidak sepenuhnya positif. Sebelum kita membahas peran media dalam budaya konsumen, kita akan membahas beberapa peran media massa dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap komsumen dengan lebih terperinci
Peran media yang begitu luas dapat dikelompokkan menjadi enam perspektif (McQuail: 2000). Peran tersebut antara lain:
• Media dianggap sebagai jendela yang memungkinkan masyarakat melihat segala kejadian yang ada di dunia luar. Media memberikan informasi yang bersifat edukatif maupun menghibur
• Media sebagai cerminan berbagai peristiwa sosial di dunia, dan merefleksikannya dengan apa adanya. Misalnya film layar lebar menampilkan cerita dimana kisahnya diambil dari kisah nyata. Pesan yang disampaikan film tersebut akan lebih mengena pada masyarakat.
• Media berperan sebagai penyaring (filter) atau gatekeeper, menyaring hal-hal yang dapat dikonsumsi publik atau tidak, media berusaha memberikan informasi yang positif dan konstruktif bagi masyarakatnya.
• Media bertindak sebagai petunjuk jalan, membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan memperkecil adanya ketidakpastian. Kejadian yang beritanya masih simpang siur akan dipastikan kebenarannya oleh media massa. Media massa memberikan informasi yang akurat dan selalu diperbarahui
• Media sebagai forum untuk menyalurkan berbagai pendapat dan ide dari dan untuk masyarakat. Masyarakat dapat menyalurkan ide melalui surat pembaca di surat kabar, melalui telepon interkatif di radio maupun televisi, dan melalui forum di internet.
• Media sebagai interluctor, tidak hanya tempat lalu lalangnya informasi tapi juga merupakan partner komunikasi yang memungkinkann terjadinya komunikasi yang interaktif. Peran media sebagai forum tempat bertukarnya ide atau pendapat memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang banyak baik yang jaraknya jauh atau dekat dengan kita.
Peran media yang begitu besar membuat kita tidak dapat lepas dari media. Rasa ingin tahu kita akan suatu hal mempengaruhi tingginya tingkat konsumsi kita. Setiap orang memiliki perilaku konsumtif yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain:
• Faktor budaya
Nilai-nilai, keyakinan, aturan, dan norma yang ada di dalam masyarakat mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat dalam lingkungan tersebut. Terjadinya asimilasi budaya dan difusi budaya menyebabkan terjadinya perubahan budaya. Disinilah norma-norma budaya yang ada dipakai sebagai acuan untuk menentukkan perubahan mana yang dapat kita ikuti dan perubahan mana yang tidak dapat kita ikuti.
• Faktor sosial
Kita hidup dalam banyak kelompok yang memberikan banyak alternative pilihan dalam membuat suatu keputusan. Kelompok-kelompok tersebut memiliki peraturan yang dapat mempengaruhi sikap kita. Norma-norma yang ditegaskan dalam kelompok berusaha mempengaruhi anggota kelompoknya. Sebuah media tidak sepenuhnya menginformasikan berita sama persis dengan media lain, bisa saja informasi yang didapat oleh setiap anggota berbeda dan menyebabkan ketidakpastian. Dengan berinteraksi dalam kelompok, informasi yang didapat masing-masing anggota dipersepsikan pada sebuah keputusan yang sama dalam kelompok tersebut
• Faktor pribadi
Keputusan seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk atau kebiasaan juga dipengarui oleh karakteristik pribadi seseorang. Usia, pekerjaan, kehidupan eknomi, gaya hidup, gengsi, dan konsep diri yang berbeda pada setiap orang menyebabkan bedanya persepsi tiap orang akan informasi yang didapat dari media. Masyarakat bukan hanya sebagai sasaran penjualan produk, namun masyarakat juga berperan sebagai pelaku yang memiliki kriteria tersendiri bagi pilihannya.
• Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam hubungannya dengan budaya konsumen adalah motivasi, persepsi, pengetahuan, dan kepercayaan. Kebutuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas menimbulkan motivasi manusia untuk mendapatkannya Kepercayaan yang dianut orang membuat orang berperilaku konsumtif sesuai dengan norma yang sesuai dengan kepercayaannya.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat konsumtif. Sebagai negara berkembang di era globalisasi, banyak media-media baru yang masuk ke Indonesia. Media yang berperan dalam budaya konsumen dapat kita bagi menjadi empat jenis, yaitu radio, media cetak, televisi, dan internet.
Radio adalah media massa yang pada jaman sekarang ini sudah jarang digunakan banyak orang. Walaupun sekarang kita dapat menjangkau saluran radio di luar negeri, nampaknya radio memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan media massa yang lain. Radio sebagai media audio-nonvisual memang sudah dianggap kuno. Kita hanya dapat mendengarkan suara dan kita harus memvisualisasikannya sendiri. Iklan-iklan yang terdapat pada radio juga cenderung tidak menarik dan tidak banyak kita temui. Iklan di radio mudah terlupakan, karena dalam mendengarakan radio orang harus memusatkan perhatiannya pada radio itu sendiri. Padahal kita sering mendengarkan radio bersamaan dengan melakukan suatu hal, dimana kita lebih terpusat pada hal tersebut. Radio bukanlah media yang tepat untuk berpromosi, bisa dikatakan peran radio dalam budaya konsumen tidak terlalu besar. Peran radio yang paling menonjol adalah konsumsi masyarakat akan pengetahuan tentang musik. Banyaknya penyanyi-penyanyi yang muncul belakangan ini membuat radio kembali mendapatkan perhatian di masyarakat walaupun masih kalah dengan televisi). Keunggulan dari radio adalah acara musik di televise yang cenderung lebih sedikit daripada di radio. Radio memberikan pengetahuan akan dunia musik kepada masyarakat.
Media cetak seperti koran dan majalah merupakan media massa yang sarat akan informasi, baik ekonomi, bisnis, politik, budaya, hiburan, dan lain-lain. Dengan membaca koran, kita akan mendapat banyak pengetahuan dalam sekali duduk. Koran dan majalah sebagai media memiliki banyak pengaruh bagi budaya konsumen. Berita yang kita baca di media cetak akan menciptakan persepsi kita akan suatu hal. Misalnya artikel koran yang mengusut efek samping dari makanan instant akan mengubah pola pemikiran masyarakat untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan. Iklan yang ada pada koran juga membuat kita lebih hafal akan suatu produk. Iklan handphone yang ada di banyak media cetak membuat kita berpikir lebih panjang jika ingin membeli HP. Kita akan cenderung membeli produk yang sering kita lihat, karena kita seperti sudah mengenal barang tersebut dan mudah untuk mengoperasikannya. Banyaknya iklan yang ada mendorong orang untuk hidup konsumtif, karena setiap produk yang diiklankan memiliki keunggulan tersendiri. Perkembangan fashion yang ditampilkan pada majalah remaja juga menyebabkan tingginya budaya konsumsi. Remaja berusaha untuk tampil update. Tak jarang mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli baju dan make up. Remaja sekarang berusaha tampil cantik dan tamapn seperti model-model yang ada di majalah.
Televisi merupakan kotak ajaib yang diciptakan manusia di abad 20. Media audio visual ini memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi baik berita maupun hiburan 24 jam nonstop. Televisi merupakan media yang paling berpengaruh bagi budaya konsumen. Anak-anak merupakan sasaran empuk yang rajin menonton tv. Survei Unicef menyebutkan anak Indonesia menonton televisi sebanyak lima jam sehari atau 1.560 hingga 1.820 setahun. Sementara jumlah jam belajar tak lebih dari 1.000 jam setahun. Ketika sudah menginjak bangku SMP, seorang anak rata-rata sudah menyaksikan siaran televisi selama 15.000 jam. Padahal, waktu belajar di sekolah tak lebih dari 11.000 jam. Selain tayangan anak-anak, tayangan yang mendapat respon tinggi dari pemirsa adalah sinetron dan reality show atau semacamnya. Reality show dipandang masyarakat sebagai sebuah hal yang benar-benar terjadi dalam masyarakat, padahal kebanyakan dari reality show adalah keadaan yang didramatisir dan dibuat-buat. Apa yang dialami “artis” dalan reality show tertera dalam naskah. Kekerasan yang ditampilkan dalam sinetron dan reality show (bahkan reality show biasa mengungkap gaya hidup yang terlalu bebas) seolah-olah merupakan kejadian yang biasa terjadi di masyarakat. Ini akan menimbulkan salah persepsi pada masyarakat awam. Mereka mengira bahwa budaya pergaulan bebas merupakan hal yang lumrah di Indonesia, banyak masyarakat yang mengadopsi perilaku ini dalam kehidupan yang sebenarnya. Banyak juga masyarakat yang mengimitasi sikap artis sinetron idola mereka. Seharusnya masyarakat mengimbangi konsumsi mereka menonton sinetron dengan menonton berita juga.
Selain acara di televisi, iklan-iklan yang ada di televisi juga mempengaruhi budaya konsumen. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak iklan yang ada di televisi. Dulu kita hanya mengenal Viva sebagai produk tat arias, namun sekarang sudah banyak sekali bermacam-macam produk yang lebih menarik dari Viva. Setiap hari ada saja produk baru yang ditampilkan di Iklan. Orang yang tidak memiliki kepribadian dan mudah terpengaruh cenderung menjadi orang yang konsumtif. Mereka akan mencoba segala macam produk yang terbaru, karena mereka tidak ingin ketinggalan jaman. HP model terbaru, pakaian modis, sikap yang sok keartisan, menunjukkan betapa televisi mampu berpengaruh pada budaya konsumen dan mengubah seseorang.
Media yang terakhir adalah internet. Internet mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1990an. Internet berkembang sangat pesat dan bisa dikatakan perkembangan internet lebih tinggi dibandingkan media massa lainnya. internet merupakan “guru” yang paling sering dicari dalam mengakses segala macam informasi, baik untuk edukasi maupun hiburan. Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web, yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Saat ini orang yang berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon, bahkan internet tersedia dalam genggaman kita, yaitu di HP. Selain itu, Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Centre for the Digital Future terhadap remaja 12-14 tahun di 13 negara, data menyebutkan bahwa di Inggris 100% remaja pada usia tersebut menggunakan internet, di Israel 98%, Republik Ceko dan Macao tercatat 96%, sedangkan AS hanya sekitar 88%.
Situs yang banyak digandrungi oleh pemakai internet adalah situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Facebook merupakan jaringan pertemanan yang paling popular sekarang ini. Melalui facebook kita akan mendapat banyak teman baru atau bertemu dengan teman lama. Baik melalui computer atau HP, orang ramai-ramai “memamerkan” kegiatnnya di facebook ketika mereka mengupdate status mereka. Setiap perubahan hal kecil mereka tunjukkan lewat status, seolah-olah sudah menjadi bagian dari diri kita. Bangun tidur kita buka facebook, di sekolah, kampus, kantor, di mana-mana kita mengakses facebook. Facebook sudah menjadi budaya tersendiri di masyarakat. Selain itu internet juga berperan sebagai sumber pengetahuan yang dianggap paling lengkap. Internet sebagai sumber ilmu tidak hanya dianggap positif tapi juga membawa dampak negatif. Internet membuat orang malas membaca koran dan malas membaca buku. Orang lebih suka membaca berita di internet, mencari jawaban tugas di internet dan lain-lain. Budaya membaca koran dan buku akan menurun setiap harinya. Internet juga merupakan tempat yang mudah untuk melakukan aksi pembajakan, yang paling sering adalah pembajakan musik. Kita dapat dengan mudah mendownload album lagu secara gratis lewat internet. Tentu saja ini merugikan banyak kalangan termasuk penyanyi dan pencipta lagunya. Kita menjadi malas membeli kaset atau CD di toko, tentunya setiap orang lebih memilih barang gratis.
Setiap media memiliki peran yang berbeda-beda bagi budaya konsumsi masyarakat. Radio, media cetak, televise, dan internet memiliki pengaruh yang bersifat postif maupun negatif. Kita sebagai masyarakat harus pintar-pintar memilih manfaat apa yang kita dapat dari media dan tidak mengambil sisi buruk dari media tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. 2003. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutherland, Max dan Alice K. Sylvester. Advertising and The Mind of The Consumer (Iklan yang Berhasil, yang Gagal, dan Penyebabnya). 2004. Jakarta: Victory Jaya Abadi.
http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=702&Itemid=39
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=88716
http://st288616.sitekno.com/?pg=articles&article=5705
http://warnadunia.com/mengenal-perilaku-konsumen/