MEDIA MASSA SEBAGAI MEDIA YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMERISME MASYARAKAT

14 November 2010

Media yang dapat kita temui di mana saja seringkali menempatkan kita sebagai konsumen yang mau tidak mau harus mengkonsumsi media dalam jumlah yang besar untuk mengetahui segala perubahan atau perkembangan yang ada. Radio, koran, televisi, dan internet, masing-masing memiliki pengaruh yang berdampak pada budaya konsumen. Dampak yang ditimbulkan tidak selalu negatif, tetapi juga tidak sepenuhnya positif. Sebelum kita membahas peran media dalam budaya konsumen, kita akan membahas beberapa peran media massa dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap komsumen dengan lebih terperinci
Peran media yang begitu luas dapat dikelompokkan menjadi enam perspektif (McQuail: 2000). Peran tersebut antara lain:
• Media dianggap sebagai jendela yang memungkinkan masyarakat melihat segala kejadian yang ada di dunia luar. Media memberikan informasi yang bersifat edukatif maupun menghibur
• Media sebagai cerminan berbagai peristiwa sosial di dunia, dan merefleksikannya dengan apa adanya. Misalnya film layar lebar menampilkan cerita dimana kisahnya diambil dari kisah nyata. Pesan yang disampaikan film tersebut akan lebih mengena pada masyarakat.
• Media berperan sebagai penyaring (filter) atau gatekeeper, menyaring hal-hal yang dapat dikonsumsi publik atau tidak, media berusaha memberikan informasi yang positif dan konstruktif bagi masyarakatnya.
• Media bertindak sebagai petunjuk jalan, membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan memperkecil adanya ketidakpastian. Kejadian yang beritanya masih simpang siur akan dipastikan kebenarannya oleh media massa. Media massa memberikan informasi yang akurat dan selalu diperbarahui
• Media sebagai forum untuk menyalurkan berbagai pendapat dan ide dari dan untuk masyarakat. Masyarakat dapat menyalurkan ide melalui surat pembaca di surat kabar, melalui telepon interkatif di radio maupun televisi, dan melalui forum di internet.
• Media sebagai interluctor, tidak hanya tempat lalu lalangnya informasi tapi juga merupakan partner komunikasi yang memungkinkann terjadinya komunikasi yang interaktif. Peran media sebagai forum tempat bertukarnya ide atau pendapat memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang banyak baik yang jaraknya jauh atau dekat dengan kita.
Peran media yang begitu besar membuat kita tidak dapat lepas dari media. Rasa ingin tahu kita akan suatu hal mempengaruhi tingginya tingkat konsumsi kita. Setiap orang memiliki perilaku konsumtif yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain:
• Faktor budaya
Nilai-nilai, keyakinan, aturan, dan norma yang ada di dalam masyarakat mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat dalam lingkungan tersebut. Terjadinya asimilasi budaya dan difusi budaya menyebabkan terjadinya perubahan budaya. Disinilah norma-norma budaya yang ada dipakai sebagai acuan untuk menentukkan perubahan mana yang dapat kita ikuti dan perubahan mana yang tidak dapat kita ikuti.
• Faktor sosial
Kita hidup dalam banyak kelompok yang memberikan banyak alternative pilihan dalam membuat suatu keputusan. Kelompok-kelompok tersebut memiliki peraturan yang dapat mempengaruhi sikap kita. Norma-norma yang ditegaskan dalam kelompok berusaha mempengaruhi anggota kelompoknya. Sebuah media tidak sepenuhnya menginformasikan berita sama persis dengan media lain, bisa saja informasi yang didapat oleh setiap anggota berbeda dan menyebabkan ketidakpastian. Dengan berinteraksi dalam kelompok, informasi yang didapat masing-masing anggota dipersepsikan pada sebuah keputusan yang sama dalam kelompok tersebut
• Faktor pribadi
Keputusan seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk atau kebiasaan juga dipengarui oleh karakteristik pribadi seseorang. Usia, pekerjaan, kehidupan eknomi, gaya hidup, gengsi, dan konsep diri yang berbeda pada setiap orang menyebabkan bedanya persepsi tiap orang akan informasi yang didapat dari media. Masyarakat bukan hanya sebagai sasaran penjualan produk, namun masyarakat juga berperan sebagai pelaku yang memiliki kriteria tersendiri bagi pilihannya.
• Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam hubungannya dengan budaya konsumen adalah motivasi, persepsi, pengetahuan, dan kepercayaan. Kebutuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas menimbulkan motivasi manusia untuk mendapatkannya Kepercayaan yang dianut orang membuat orang berperilaku konsumtif sesuai dengan norma yang sesuai dengan kepercayaannya.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat konsumtif. Sebagai negara berkembang di era globalisasi, banyak media-media baru yang masuk ke Indonesia. Media yang berperan dalam budaya konsumen dapat kita bagi menjadi empat jenis, yaitu radio, media cetak, televisi, dan internet.
Radio adalah media massa yang pada jaman sekarang ini sudah jarang digunakan banyak orang. Walaupun sekarang kita dapat menjangkau saluran radio di luar negeri, nampaknya radio memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan media massa yang lain. Radio sebagai media audio-nonvisual memang sudah dianggap kuno. Kita hanya dapat mendengarkan suara dan kita harus memvisualisasikannya sendiri. Iklan-iklan yang terdapat pada radio juga cenderung tidak menarik dan tidak banyak kita temui. Iklan di radio mudah terlupakan, karena dalam mendengarakan radio orang harus memusatkan perhatiannya pada radio itu sendiri. Padahal kita sering mendengarkan radio bersamaan dengan melakukan suatu hal, dimana kita lebih terpusat pada hal tersebut. Radio bukanlah media yang tepat untuk berpromosi, bisa dikatakan peran radio dalam budaya konsumen tidak terlalu besar. Peran radio yang paling menonjol adalah konsumsi masyarakat akan pengetahuan tentang musik. Banyaknya penyanyi-penyanyi yang muncul belakangan ini membuat radio kembali mendapatkan perhatian di masyarakat walaupun masih kalah dengan televisi). Keunggulan dari radio adalah acara musik di televise yang cenderung lebih sedikit daripada di radio. Radio memberikan pengetahuan akan dunia musik kepada masyarakat.
Media cetak seperti koran dan majalah merupakan media massa yang sarat akan informasi, baik ekonomi, bisnis, politik, budaya, hiburan, dan lain-lain. Dengan membaca koran, kita akan mendapat banyak pengetahuan dalam sekali duduk. Koran dan majalah sebagai media memiliki banyak pengaruh bagi budaya konsumen. Berita yang kita baca di media cetak akan menciptakan persepsi kita akan suatu hal. Misalnya artikel koran yang mengusut efek samping dari makanan instant akan mengubah pola pemikiran masyarakat untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan. Iklan yang ada pada koran juga membuat kita lebih hafal akan suatu produk. Iklan handphone yang ada di banyak media cetak membuat kita berpikir lebih panjang jika ingin membeli HP. Kita akan cenderung membeli produk yang sering kita lihat, karena kita seperti sudah mengenal barang tersebut dan mudah untuk mengoperasikannya. Banyaknya iklan yang ada mendorong orang untuk hidup konsumtif, karena setiap produk yang diiklankan memiliki keunggulan tersendiri. Perkembangan fashion yang ditampilkan pada majalah remaja juga menyebabkan tingginya budaya konsumsi. Remaja berusaha untuk tampil update. Tak jarang mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli baju dan make up. Remaja sekarang berusaha tampil cantik dan tamapn seperti model-model yang ada di majalah.
Televisi merupakan kotak ajaib yang diciptakan manusia di abad 20. Media audio visual ini memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi baik berita maupun hiburan 24 jam nonstop. Televisi merupakan media yang paling berpengaruh bagi budaya konsumen. Anak-anak merupakan sasaran empuk yang rajin menonton tv. Survei Unicef menyebutkan anak Indonesia menonton televisi sebanyak lima jam sehari atau 1.560 hingga 1.820 setahun. Sementara jumlah jam belajar tak lebih dari 1.000 jam setahun. Ketika sudah menginjak bangku SMP, seorang anak rata-rata sudah menyaksikan siaran televisi selama 15.000 jam. Padahal, waktu belajar di sekolah tak lebih dari 11.000 jam. Selain tayangan anak-anak, tayangan yang mendapat respon tinggi dari pemirsa adalah sinetron dan reality show atau semacamnya. Reality show dipandang masyarakat sebagai sebuah hal yang benar-benar terjadi dalam masyarakat, padahal kebanyakan dari reality show adalah keadaan yang didramatisir dan dibuat-buat. Apa yang dialami “artis” dalan reality show tertera dalam naskah. Kekerasan yang ditampilkan dalam sinetron dan reality show (bahkan reality show biasa mengungkap gaya hidup yang terlalu bebas) seolah-olah merupakan kejadian yang biasa terjadi di masyarakat. Ini akan menimbulkan salah persepsi pada masyarakat awam. Mereka mengira bahwa budaya pergaulan bebas merupakan hal yang lumrah di Indonesia, banyak masyarakat yang mengadopsi perilaku ini dalam kehidupan yang sebenarnya. Banyak juga masyarakat yang mengimitasi sikap artis sinetron idola mereka. Seharusnya masyarakat mengimbangi konsumsi mereka menonton sinetron dengan menonton berita juga.
Selain acara di televisi, iklan-iklan yang ada di televisi juga mempengaruhi budaya konsumen. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak iklan yang ada di televisi. Dulu kita hanya mengenal Viva sebagai produk tat arias, namun sekarang sudah banyak sekali bermacam-macam produk yang lebih menarik dari Viva. Setiap hari ada saja produk baru yang ditampilkan di Iklan. Orang yang tidak memiliki kepribadian dan mudah terpengaruh cenderung menjadi orang yang konsumtif. Mereka akan mencoba segala macam produk yang terbaru, karena mereka tidak ingin ketinggalan jaman. HP model terbaru, pakaian modis, sikap yang sok keartisan, menunjukkan betapa televisi mampu berpengaruh pada budaya konsumen dan mengubah seseorang.
Media yang terakhir adalah internet. Internet mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1990an. Internet berkembang sangat pesat dan bisa dikatakan perkembangan internet lebih tinggi dibandingkan media massa lainnya. internet merupakan “guru” yang paling sering dicari dalam mengakses segala macam informasi, baik untuk edukasi maupun hiburan. Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web, yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Saat ini orang yang berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon, bahkan internet tersedia dalam genggaman kita, yaitu di HP. Selain itu, Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Centre for the Digital Future terhadap remaja 12-14 tahun di 13 negara, data menyebutkan bahwa di Inggris 100% remaja pada usia tersebut menggunakan internet, di Israel 98%, Republik Ceko dan Macao tercatat 96%, sedangkan AS hanya sekitar 88%.
Situs yang banyak digandrungi oleh pemakai internet adalah situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Facebook merupakan jaringan pertemanan yang paling popular sekarang ini. Melalui facebook kita akan mendapat banyak teman baru atau bertemu dengan teman lama. Baik melalui computer atau HP, orang ramai-ramai “memamerkan” kegiatnnya di facebook ketika mereka mengupdate status mereka. Setiap perubahan hal kecil mereka tunjukkan lewat status, seolah-olah sudah menjadi bagian dari diri kita. Bangun tidur kita buka facebook, di sekolah, kampus, kantor, di mana-mana kita mengakses facebook. Facebook sudah menjadi budaya tersendiri di masyarakat. Selain itu internet juga berperan sebagai sumber pengetahuan yang dianggap paling lengkap. Internet sebagai sumber ilmu tidak hanya dianggap positif tapi juga membawa dampak negatif. Internet membuat orang malas membaca koran dan malas membaca buku. Orang lebih suka membaca berita di internet, mencari jawaban tugas di internet dan lain-lain. Budaya membaca koran dan buku akan menurun setiap harinya. Internet juga merupakan tempat yang mudah untuk melakukan aksi pembajakan, yang paling sering adalah pembajakan musik. Kita dapat dengan mudah mendownload album lagu secara gratis lewat internet. Tentu saja ini merugikan banyak kalangan termasuk penyanyi dan pencipta lagunya. Kita menjadi malas membeli kaset atau CD di toko, tentunya setiap orang lebih memilih barang gratis.
Setiap media memiliki peran yang berbeda-beda bagi budaya konsumsi masyarakat. Radio, media cetak, televise, dan internet memiliki pengaruh yang bersifat postif maupun negatif. Kita sebagai masyarakat harus pintar-pintar memilih manfaat apa yang kita dapat dari media dan tidak mengambil sisi buruk dari media tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. 2003. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutherland, Max dan Alice K. Sylvester. Advertising and The Mind of The Consumer (Iklan yang Berhasil, yang Gagal, dan Penyebabnya). 2004. Jakarta: Victory Jaya Abadi.
http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=702&Itemid=39
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=88716
http://st288616.sitekno.com/?pg=articles&article=5705
http://warnadunia.com/mengenal-perilaku-konsumen/

0 komentar:

Post a Comment