internet bikin males baca koran???

11 November 2010

Kebiasaan membaca adalah kebiasaan yang baik dan harusnya ditanamkan sejak kecil. Yang terjadi di Indonesia dan beberapa Negara lainnya adalah kebiasaan membaca yang belum dianggap terlalu penting. Teknologi dan modernisasi yang semakin maju membuat segalanya menjadi lebih mudah, misalnya saja dalam mencari informasi. Sekarang internet merupakan “guru” yang paling sering dicari dalam mengakses segala macam informasi, baik untuk edukasi maupun hiburan. Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web, yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu dan dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini orang yang berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon. Selain itu, Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Mudahnya masyarakat mengakses internet serta murahnya biaya yang dikeluarkan, membuat masyarakat mulai menggilai internet dan mulai melupakan membaca, terutama membaca koran. Koran dirasa kurang menarik dan terlalu konvensional.

Hasil Survei Media Index yang dilakukan oleh Nielsen Media menunjukkan penetrasi media cetak terhadap 14.000 pembaca di sembilan kota besar di Indonesia semakin menurun sejak tahun 2005. Hasil survei Nielsen menunjukkan bahwa angka pembaca koran semakin menurun secara signifikan, dari perolehan 28% pada kuartal pertama tahun 2005 menjadi hanya 19% pada kuartal kedua tahun 2009. Penurunan yang sama juga terjadi pada media cetak lainnya, yakni majalah dan tabloid. Pada kuartal kedua tahun 2009, perolehan tabloid hanya mencapai 13%. Sementara itu, majalah memperoleh 12 persen. Angka ini menurun jauh dibandingkan perolehan pada kuartal pertama 2005, majalah dan tabloid sama-sama memperoleh 20% dari total populasi. Penurunan angka pembaca media cetak ini memperlihatkan semakin menurunnya minat baca masyarakat.

Tidak hanya Indonesia, penurunan minat membaca juga terjadi di Amerika, terbukti dengan banyaknya koran-koran lokal yang bangkrut, karena masyarakat lebih memilih untuk mencari berita di internet. Hasil survei Pew Research Center, sebuah lembaga survei terkemuka di Amerika Serikat, akhir Desember lalu merupakan peringatan dini. Menurut penelitian itu, 40% warga memperoleh berita nasional dan internasional dari internet. Perkembangan internet naik dari 24% pada survei September 2007.

Banyak negara maju dan berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat. Semakin hari keberadaan surat kabar dan majalah semakin tidak diminati. Apalagi dengan hadirnya internet yang dirasa lebih canggih dan menarik. Sebenarnya teknologi bisa menjadi pembantu manusia dalam menyelesaikan berbagai hal. Namun, bisa juga menjadi penghancur manusia. Membuat manusia menjadi malas, manja, dan lain sebagainya. Internet dikhawatirkan akan menggantikan posisi surat kabar, apalagi internet menampilkan aktualisasi berita yang lebih cepat dibandingkan koran. Budaya konsumsi internet yang semakin menjamur akan mengubah cara berpikir masyarakat, mengubah masyarakat untuk berpikir secara praktis namun menjadi cepat lupa akan informasi yang diperolehnya.

DP:
Winarni. Komunikasi Massa. 2003. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
http://forum.brawijaya.ac.id/index.php?action=vthread&forum=3&topic=1672
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/16/16015757/survei.nielsen.pembaca.media.cetak.makin.turun
http://www.mediabolon.com/index.php?option=com_content&view=article&id=945:koran-cetak-akan-tamat-&catid=51:pers&Itemid=141

1 komentar:

Diyah Parwatiningsih said...

estuuu... follow blog ku.... :(

Post a Comment