Media Sebagai Sarana Promosi Pasar

22 December 2009

Media massa bukan hal yang asing lagi bagi kita. Sekarang ini media massa dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk, mulai dari koran, televisi, radio, majalah, dan internet yang mulai merajai media massa. Dalam satu hari kita mendapatkan informasi dari berbagai media, mereka saling berkompetisi untuk menampilkan informasi paling tepat, dengan cepat dan menarik.
Pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto, media massa sangat diawasi dan dijaga ketat oleh pemerintah. Pemberitaannya dibatasi dan dilarang keras menguak sisi buruk pemerintahan di Indonesia. Namun sejak era reformasi, keberadaan media massa semakin bebas dan meluas. Bermacam-macam jenis koran dan majalah terbit, makin banyaknya stasiun-stasiun televisi dengan berbagai macam acara dan jam tayang yang lebih lama, keberadaan internet yang semakin luas dan terbatas dapat dijangkau seluruh kalangan, dan masih banyak lagi. Pemberitaan yang dilakukan oleh media massa lebih bebas dalam menguak hal-hal yang lebih mendalam.
Namun yang dapat kita lihat sekarang ini adalah media massa tidak hanya sebagai sumber informasi namun lebih sebagai media yang digunakan untuk ajang berbisnis. Media massa didukung penuh oleh pasar dalam perkembangannya sehingga media massa menjadikan masyarakat sebagai sasaran atau target pasar. Negara Indonesia sebagai negara berkembang dijadikan sasaran empuk Negara-negara maju sebagai target pasar atau konsumen. Apalagi dengan adanya globalisasi, semakin besar pasar yang akan mempengaruhi keberadaan media massa. Pasar membutuhkan media massa sebagai tempat promosi dan media massa membutuhkan dana dari pasar untuk mengembangkan media itu sendiri.
Struktur pasar dan jenis kompetisi media massa mengacu pada karakteristik ekonomi pasar tertentu, termasuk hal-hal seperti tingkat konsentrasi kepemilikan, perbedaan produk-produk yang dijual, jenis hambatan dalam menghadapi pesaing baru, serta tingkat integrasi vertikal dan horisontal. Beberapa tahun belakangan ini pasar di Indonesia sudah mulai menuju ke arah liberal. Barang-barang dari luar negeri secara bebas masuk ke Indonesia, khususnya barang-barang elektronik yang sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Media massa memiliki peran yang besar dalam menyebarkan barang-barang tersebut. Media massa memberikan informasi mengenai barang-barang baru yang ada di pasar, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Misalnya adalah perang tarif antar provider di Indonesia. Setiap harinya di koran, majalah, televisi, kita melihat banyaknya provider-provider telepon selular yang memberikan tariff yang termurah bagi pelanggannya. Bahkan dalam dua acara musik yang berbeda dengan jam tayang yang sama, mereka disponsori oleh dua provider berbeda yang saling bersaing. Acara INBOX di SCTV didukung oleh TELKOMSEL, sedangkan acara DAHSYAT di RCTI disponsori oleh XL. Dalam waktu yang sama setiap harinya mereka bersaing untuk mendapatkan pelanggan. Acara musikpun diselingi dengan ajang promosi. Hal ini menunjukkan betapa perusahaan provider (pasar) mempengaruhi keeksisan acara tersebut (media massa). Selain INBOX dan DAHSYAT, acara HITS di RCTI disponsori oleh IM3, Playlist di SCTV disponsori oleh TELKOMSEL. Acara musik dipilih sebagai tempat promosi karena acara musik ditonton oleh banyak kalangan khususnya remaja, di Indonesia remaja sangat berpotensi sebagai konsumen provider telepon seluler.
Pasar yang semakin menguasai media massa menimbulkan perubahan fungsi dan peran pada media dan masyarakat. Media yang awalnya berperan sebagai sumber daya publik yang melayani masyarakat dan memberikan informasi bagi masyarakat berubah menjadi mediator perusahaan-perusahaan yang menjual produk dan menghasilkan keuntungan bagi pemilik dan pemegang saham. Sedangkan masyarakat yang awalnya menjadi warga Negara yang mempelajari dunia sekitar dan menjadi warga yang aktif, berbelok pada posisi sebagai konsumen yang melihat iklan dari media massa dan membeli produk yang ditawarkan. Masyarakat menjadi konsumtif karena banyaknya media massa yang memberikan tawaran dengan jenis produk yang bermacam-macam. Keberhasilan media massa tidak lagi diukur dengan bagaimana mereka mampu melayani masyarakat dengan baik, namun berapa besar profit yang mereka dapatkan. Mulai tanggal 1 Januari tahun depan, Indonesia akan menerapkan pasar bebas. Barang-barang yang masuk dari luar negeri tidak akan di sortir dan di cek terlebih dahulu. Apakah peran dan fungsi media massa dan masyarakat akan semakin melenceng? Kita lihat saja nanti.

6 komentar:

sosoinspiring said...

wah wah wah

florentina said...

selamat atas launching blog anda.. isinya sangat bermanfaat... hmm, tetap semangat buat meluapkan ide2 mu yaa...

estu gumelar said...

terimakasihh. . :)

Godfrey Poenja Blog said...

Congrats buat peluncuran blog anda... ^_^
Tp klo boleh sy memberikan masukanx, tolong diperbanyak featurex biar kelihatan enak dimata...
O iy mengenai posting klo bisa diedit dulu tampilanx, dibuat paragraf yg rapi + ksh gambar pendukung.....
Begitu, hehehe.... Sukses slaluw kawandq....
Jbu

ecy yohana said...

nice blog :)
tingkatkan temaaan...
ikuti lentera jiwamu hahaha :D

Simon Satrio said...

Sobat blogger, silakan anda kunjungi situs-situs yang memberikan tips dan trik blogging untuk mempercantik blog anda, serta meningkatkan traffic blog anda..
kunjungi web/blog sobat blogger yang lain dan tinggalkan pesan di "chat box" mereka... jgn lupa tuliskan alamat blog anda pd kolom yg sudah disediakan... (salah satu tips tingkatkan traffic)
-satrio17-

Post a Comment